Cari Blog Ini

Kamis, 18 Februari 2010

Nasrudin dan tiga orang bijak

Pada suatu hari ada tiga
orang bijak yang pergi
berkeliling negeri untuk
mendapatkan jawaban atas
pertanyaan yang mendesak.
Sampailah mereka pada suatu
hari di desa Nasrudin. Orang-
orang desa ini menyodorkan
Nasrudin sebagai wakil orang-
orang yang bijak di desa
tersebut. Nasrudin dipaksa
berhadapan dengan tiga
orang bijak itu dan di
sekeliling mereka
berkumpullah orang-orang
desa menonton mereka
bicara.
Orang bijak pertama
bertanya kepada Nasrudin,
“ Di mana sebenarnya pusat
bumi ini?”
Nasrudin menjawab, “Tepat di
bawah telapak kaki saya,
saudara. ”
“Bagaimana bisa saudara
buktikan hal itu?” tanya
orang bijak pertama tadi.
“ Kalau tidak percaya,” jawab
Nasrudin, “Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama
diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua
mengajukan pertanyaan.
“ Berapa banyak jumlah
bintang yang ada di langit?”
Nasrudin menjawab,
“ Bintang-bintang yang ada di
langit itu jumlahnya sama
dengan rambut yang tumbuh
di keledai saya ini. ”
“Bagaimana saudara bisa
membuktikan hal itu?”
Nasrudin menjawab, “Nah,
kalau tidak percaya, hitung
saja rambut yang ada di
keledai itu, dan nanti saudara
akan tahu kebenarannya. ”
“Itu sih bicara goblok-
goblokan,” tanya orang bijak
kedua, “Bagaimana orang
bisa menghitung bulu
keledai. ”
Nasrudin pun menjawab,
“ Nah, kalau saya goblok,
kenapa Anda juga
mengajukan pertanyaan itu,
bagaimana orang bisa
menghitung bintang di
langit ?”
Mendengar jawaban itu, si
bijak kedua itu pun tidak bisa
melanjutkan.
Sekarang tampillah orang
bijak ketiga yang katanya
paling bijak di antara mereka.
Ia agak terganggu oleh
kecerdikan nasrudin dan
dengan ketus bertanya,
“Tampaknya saudara tahu
banyak mengenai keledai,
tapi coba saudara katakan
kepada saya berapa jumlah
bulu yang ada pada ekor
keledai itu. ” “Saya tahu
jumlahnya,” jawab Nasrudin,
“Jumlah bulu yang ada pada
ekor kelesai saya ini sama
dengan jumlah rambut di
janggut Saudara. ”
“Bagaimana Anda bisa
membuktikan hal itu?”
tanyanya lagi. “Oh, kalau
yang itu sih mudah. Begini,
Saudara mencabut selembar
bulu dari ekor keledai saya,
dan kemudian saya mencabut
sehelai rambut dari janggut
saudara. Nah, kalau sama,
maka apa yang saya katakan
itu benar, tetapi kalau tidak,
saya keliru. ”
Tentu saja orang bijak yang
ketiga itu tidak mau
menerima cara menghitung
seperti itu. Dan orang-orang
desa yang mengelilingi
mereka itu semakin yakin
Nasrudin adalah yang terbijak
di antara keempat orang
tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar